Top Gear Season 2 datang sebagai lanjutan dari gebrakan baru mereka di season pertama, dan di sini trio Jeremy Clarkson, Richard Hammond, dan The Stig mulai benar-benar menemukan “ritme” khas mereka: campuran antara review mobil yang serius tapi tetap dibungkus dengan humor nggak jelas, tantangan absurd, dan komentar pedas khas Clarkson. Season ini terasa seperti momen ketika Top Gear mulai berubah dari acara otomotif biasa menjadi tontonan hiburan yang kebetulan membahas mobil.
Di season ini, para host kembali mengetes berbagai mobil dari yang masuk akal sampai yang benar-benar cuma buat dipamerkan. Clarkson sering muncul dengan komentar sarkas khasnya, ngomel soal desain, suara mesin, bahkan hal receh seperti posisi cup holder. Hammond masih jadi “anak kecil” yang antusias sama mobil sport, sementara The Stig tetap jadi pembalap misterius yang tugasnya cuma satu: bikin mobil apa pun ngebut secepat mungkin di track.
Beberapa momen seru terjadi saat mereka mencoba ngebuktiin mana mobil yang paling cepat, paling nyaman, atau paling cocok untuk dipakai sehari-hari. Kadang review mereka memang informatif, tapi sering juga malah jadi ajang bercandaan. Ada episode ketika mereka mengetes mobil keluarga, lalu berakhir dengan Clarkson menyiksa suspensi karena ngelewatin jalan rusak dengan sengaja. Atau ketika Hammond mencoba mobil kecil yang katanya irit, tapi malah dikomentari habis-habisan karena tenaganya pas-pasan.
Segmen bintang tamu “Star in a Reasonably Priced Car” juga makin rame di season ini. Para selebritas diajak balapan di trek Top Gear pakai mobil yang sama, kadang ada yang sok jago, kadang ada yang beneran jago, dan kadang ada yang cuma bikin penonton ngakak karena mobilnya hampir nyungsep. Clarkson biasanya sibuk nge-tease bintang tamunya dengan candaan khas Inggris yang kering tapi lucu.
Yang bikin Top Gear Season 2 seru adalah kombinasi chaos, humor, dan cinta otomotif yang tulus. Mereka bukan cuma nunjukkin mobil mahal yang mungkin nggak bakal kita beli, tapi juga ngebahas mobil realistis yang bisa ditemui di jalanan. Dibanding season pertama, season ini terasa lebih percaya diri dan lebih liar, dengan chemistry trio host yang mulai matang dan semakin sering memicu kekacauan yang justru bikin penonton betah.
Secara keseluruhan, Season 2 tetap mempertahankan semangat eksplorasi dunia otomotif, tapi dengan cara yang sangat menghibur dan jauh dari kesan acara review mobil yang kaku. Cocok banget buat yang suka mobil, suka humor receh, atau sekadar pengen nonton sesuatu yang ringan tapi fun.
