Nonton Destricted 2006

Nonton Destricted, sebuah film pendek oleh delapan sutradara memeriksa batas antara Eros dan porno.

Seorang lelaki liar bermasturbasi dengan bantuan poros engkol yang berputar; seorang wanita berjemur menelepon dokter untuk panggilan rumah main-main; seorang pria dengan penis kuarsa menjalani bercinta, pengebirian, kanibalisme, dan pemulihan; mulut dan lidah, close up, jilat cairan kental berbagai warna dan konsistensi; kami menonton film kasar bertiga lesbian, mata dan kemaluan mereka tergores dengan kasar

Seorang sutradara mewawancarai sepuluh pria, memilih satu yang memilih di antara enam aktris untuk pengambilan gambar porno, gambar mencuci tinta menjadi adegan animasi sanggama; terakhir, ketika seorang bayi menangis, sebuah strobo menerangi orang dewasa saat bermain.

Salah satu sutradara dari film ini adalah Gaspar Noé yang ada cukup banyak film karyanya di situs 01Nonton, salah satunya adalah Vortex yang di lansir tahun 2021 dan film Lux Æterna. Film sutradara gila ini yang paling banyak di tonton di 01Nonton adalah film Love yang menampilkan adegan vulgar yang luar biasa namun berisikan jalan cerita yang sangat menarik dan unik.

Destricted adalah sebuah film antologi yang mencoba menabrak batas kenyamanan penonton dengan cara yang sangat artistik. Film ini berisi beberapa segmen pendek dari sutradara-sutradara terkenal yang masing-masing punya gaya visual dan pesan sendiri. Kalau kebanyakan film dewasa cuma fokus pada aksi, Destricted justru menaruh perhatian penuh pada suasana, simbol, dan cara tubuh manusia dipandang dalam konteks seni. Hasilnya? Sebuah pengalaman menonton yang terasa asing, menggugah, dan kadang bikin penonton bertanya-tanya apa sebenarnya yang sedang terjadi.

Setiap segmen punya karakter kuat. Ada yang terasa seperti eksperimen visual murni—kamera bergerak perlahan mengamati bentuk tubuh, tekstur kulit, dan jarak antar manusia. Bukan untuk memancing sensasi, tapi lebih seperti memotret hubungan manusia dengan keinginan mereka, termasuk yang paling primitif. Ada juga segmen yang bermain dengan nuansa industrial, penuh nada dingin dan suasana kaku, seolah menunjukkan bagaimana tubuh bisa dilihat sebagai objek, komoditas, atau bahkan mesin yang bekerja mengikuti dorongan.

Beberapa bagian tampil lebih hangat, terutama segmen yang mendekati gaya dokumenter. Di sini, penonton diajak masuk ke kehidupan pribadi seseorang, melihat bagaimana ia memandang intimasi tanpa harus menampilkan detail yang vulgar. Pendekatan ini justru membuat film terasa lebih jujur—bukan sekadar tontonan, melainkan percakapan terbuka tentang hubungan tubuh dan identitas.

Yang membuat Destricted berbeda adalah bagaimana setiap sutradara memaknai batas seni. Ada segmen yang menggunakan alur minimalis dengan simbol-simbol yang cukup berani, membuat kita menginterpretasi sendiri apa maksudnya. Ada juga yang lebih lugas dan satir, seakan mengejek cara masyarakat memandang nafsu dan moralitas. Walaupun temanya berat, beberapa adegan justru terasa absurd dan mengandung humor gelap, memberi jeda dari atmosfer yang cenderung intens.

Film ini memang bukan untuk penonton yang mencari hiburan ringan. Destricted adalah proyek eksperimental yang mengajak kita melihat tubuh manusia tidak hanya sebagai objek, tapi juga sebagai bahasa visual—alat untuk bercerita tentang rasa ingin tahu, kerentanan, kekuatan, dan hubungan antar manusia. Setiap segmen menantang penonton untuk masuk lebih dalam, menghilangkan filter moral sementara, dan melihat apa yang ingin dikatakan sang sutradara tanpa prasangka.

Pada akhirnya, Destricted adalah karya seni yang sengaja dibuat untuk memancing reaksi. Bisa membuat kita tidak nyaman, bisa juga membuat kita terpesona. Yang jelas, film ini menunjukkan bahwa seni dan keinginan selalu berjalan beriringan—dan garis pembatas di antara keduanya sering kali lebih tipis dari yang kita kira.